Friday, April 6, 2007

7-Day Prayer and Fasting Banquet (3)

Day 3

Kemarin adalah hari yg luar biasa. Sepertinya tubuh sudah bisa beradaptasi dengan water fasting yg ku jalani, saat bangun pagi tubuh juga terasa segar, beda dengan hari sebelumnya.

Banyak hal yg dipelajari, seperti tidak boleh menunda pekerjaan. Banyak hal yg akan bisa diatasi, bila mulai mengatakan tidak untuk, " Ah, besok masih ada waktu. Lakukan besok saja."

Salah jika kita berpikiran begitu, dengan menunda pekerjaan; pekerjaan akan menumpuk dan kita akan kewalahan, belum lagi akibat yg bermunculan akibat penundaan tersebut.

Saat pulang kerja, jalan yg biasa kulewati setiap hari luar biasa macet - mungkin karena ada misa sore, atau karena keesokan hari nya adalah hari libur; luar biasanya aku tidak terbawa emosi untuk stress karena jalanan macet (tidak ikut2an membunyikan klakson pada pengemudi di depan).

Tidak ada untungnya dari memikirkan hal yg membuat kita stress, karena itu akan menguras energi otak dan tubuh kita. Sebaliknya dengan memikirkan hal2 yg baik akan menjadi sumber energi.

Malamnya aku mengikuti misa Kamis Putih dengan khusuk, meskipun suara Romo yg membawakan misa sedikit fals (bukan seperti suara Iwan Fals, namun lebih ke suara yg mengganggu).

Tapi aku tidak membiarkan hal tersebut menggangguku, "Pastor yg suaranya seperti suara kaleng pecah tersebut saja bisa menyanyi dengan kerasnya memuji Bapa, kenapa aku yg mantan anak band-sebagai lead singernya pula-tidak bisa menyanyi dengan merdunya".

Yah, akupun menyanyi dengan begitu merdunya, meskipun bau mulutku begitu mengganggu, - karena berpuasa mulut kita mengeluarkan bau yg luar biasa - untung ada penyegar mulut (mouthspray) yg kubeli sepulang kerja.

Misa selesai sekitar jam 22.00 wib. Dilanjutkan dengan tuguran sampai jam 23.00. Kemarin malam, baru pertama kalinya aku mengikuti tuguran (setelah 24tahun menjadi Katolik).

Karena sebelumnya aku tidak mengerti untuk apa tuguran tersebut. Kadang kita orang Katolik terlalu tidak sadar dengan acara2 gereja yg berlangsung. Dulu bahkan mengikuti misa Ekaristi pun, aku hanya melakukannya karena kebiasaan - tanpa menyadari arti di belakangnya.

Baru-baru ini, sepupuku Roland mengatakan ini kepadaku, "Knapa si orang katolik imannya dibandingin dgn orang kristen kalah si?" Wow pertanyaan ini sangat mengganggu ku, lantas saja bahwa kita tidak kalah.

Mungkin kita kurang menerapkan iman kita sehari-hari, kurang hidup sebagai gereja Kristus. Terus akupun menyebutkan bahwa kita harus melakukan lima hal dalam hidup sehari-hari (yg kuterima dari pelajaran saat seminar hidup baru):
  1. berdoa
  2. menngikuti ekaristi
  3. baca firman
  4. hidup bersekutu
  5. melayani
Sepertinya ia tertarik dengan apa yg kusebutkan, "Kenapa kita harus bersekutu?" tanyanya.
"Karena iman akan lebih berkembang kalo bersekutu," jawabku agak ketus (saat itu aku lagi puasa hari ke dua-lagi cepat kesal).

Terus akupun memberikan contoh, pengalaman iman para rasul ketika ditinggalkan Yesus. Masing2 menjadi bimbang, makanya mereka berdoa bersama supaya dikuatkan lagi. Yah dengan bersekutu kita bisa lebih menumbuhkan iman kita.

Kembali lagi ke setelah misa, ternyata tuguran adalah untuk memperingati - menemani Yesus yg berdoa di taman Getsemani. Seperti ungkapan Yesus kepada Petrus (kalau tidak salah) yg menemaninya, " Tidakkah kau mampu berjaga-jaga bersamaKu satu jam saja?". "Yah, aku sanggup Tuhanku," jawabku.

Pulangnya, setelah menyempatkan diri membaca buku Bo, "How To Find Your One True Love" dan berdoa sebentar akupun tertidur pulas. Kali ini tanpa rasa pusing dan perut sudah bisa kompromi, puji Tuhan.

No comments: